Kamis, 13 Maret 2008

Hukum Dua Akad dan Makelar dalam Praktek MLM

Mengenai status MLM, maka dalam hal ini perlu diklasifikasikan berdasarkan
fakta masing-masing. Dilihat dari aspek shafqatayn fi shafqah, atau
bay’atayn fi bay’ah, maka bisa disimpulkan:

1. Ada MLM yang membuka pendaftaran member, yang untuk


itu orang yang akan
menjadi member tersebut harus membayar sejumlah uang tertentu untuk
menjadi member – apapun istilahnya, apakah membeli posisi ataupun yang
lain – disertai membeli produk. Pada waktu yang sama, dia menjadi referee
(makelar) bagi perusahaan dengan cara merekrut orang, maka praktek MLM
seperti ini, jelar termasuk dalam kategori hadits : shafqatayn fi shafqah,
atau bay’atayn fi bay’ah. Sebab, dalam hal ini, orang tersebut telah
melakukan transaksi jual-beli dengan pemakelaran secara bersama-sama dalam
satu akad. Maka, praktek seperti ini jelas diharamkan sebagaimana hadits
di atas.

2. Ada MLM yang membuka pendaftaran member, tanpa harus membeli produk,
meski untuk itu orang tersebut tetap harus membayar sejumlah uang tertentu
untuk menjadi member. Pada waktu yang sama membership (keanggotaan)
tersebut mempunyai dampak diperolehnya bonus (point), baik dari pembelian
yang dilakukannya di kemudian hari maupun dari jaringan di bawahnya, maka
praktek ini juga termasuk dalam kategori shafqatayn fi shafqah, atau
bay’atayn fi bay’ah. Sebab, membership tersebut merupakan bentuk akad,
yang mempunyai dampak tertentu. Dampaknya, ketika pada suatu hari dia
membeli produk – meski pada saat mendaftar menjadi member tidak melakukan
pembelian – dia akan mendapatkan bonus langsung. Pada saat yang sama,
ketentuan dalam membership tadi menetapkan bahwa orang tersebut berhak
mendapatkan bonus, jika jaringan di bawahnya aktif, meski pada awalnya
belum. Bahkan ia akan mendapat bonus (point) karena ia telah mensponsori
orang lain untuk menjadi member. Dengan demikian pada saat itu ia
menandatangani dua akad yaitu akad membership dan akad samsarah
(pemakelaran).

3. Pada saat yang sama, MLM tersebut membuka membership tanpa disertai
ketentuan harus membeli produk, maka akad membership seperti ini justru
merupakan akad yang tidak dilakukan terhadap salah satu dari dua perkara,
zat dan jasa. Tetapi, akad untuk mendapad jaminan menerima bonus, jika di
kemudian hari membeli barang. Kasus ini, persis seperti orang yang
mendaftar sebagai anggota asuransi, dengan membayar polis asuransi untuk
mendapatkan jaminan P.T. Asuransi. Berbeda dengan orang yang membeli
produk dalam jumlah tertentu, kemudian mendapatkan bonus langsung berupa
kartu diskon, yang bisa digunakan sebagai alat untuk mendapatkan diskon
dalam pembelian selanjutnya. Sebab, dia mendapatkan kartu diskon bukan
karena akad untuk mendapatkan jaminan, tetapi akad jual beli terhadap
barang. Dari akad jual beli itulah, dia baru mendapatkan bonus. Dan
karenanya, MLM seperti ini juga telah melanggar ketentuan akad syar’i,
sehingga hukumnya tetap haram.


Ini dilihat dari aspek shafqatayn fi shafqah, atau bay’atayn fi bay’ah,
yang jelas hukumnya haram. Adapun dilihat dari aspek samsarah ‘ala
samsarah, maka bisa disimpulkan, semua MLM hampir dipastikan mempraktekkan
samsarah ‘ala samsarah (pemakelarah terhadap pemakelaran). Karena justru
inilah yang menjadi kunci bisnis multilevel marketing. Karena itu, dilihat
dari aspek samsarah ‘ala samsarah, bisa dikatakan MLM yang ada saat ini
tidak ada yang terlepas dari praktek ini. Padahal, sebagaimana yang
dijelaskan di atas, praktek samsarah ‘ala samsarah jelas bertentangan
dengan praktek samsarah dalam Islam. Maka, dari aspek yang kedua ini, MLM
yang ada saat ini, prakteknya jelas telah menyimpang dari syariat islam.
Dengan demikian hukumnya haram.


Kesimpulan

Inilah fakta, dalil-dalil, pandangan ulama’ terhadap fakta dalil serta
status tahqiq al-manath hukum MLM, dilihat dari aspek muamalahnya.
Analisis ini berpijak kepada fakta aktivitasnya, bukan produk barangnya,
yang dikembangkan dalam bisnis MLM secara umum. Jika hukum MLM dirumuskan
dengan hanya melihat atau berpijak pada produknya – apakah halal ataukah
haram – maka hal itu justru meninggalkan realita pokoknya, karena MLM
adalah bentuk transaksi (akad) muamalah. Oleh karenanya hukum MLM harus
dirumuskan dengan menganalisis keduanya, baik akad (transaksi) maupun
produknya. Mengenai akad (transaksi) maupun produknya. Mengenai akad
(transaksi yang ada dalam MLM telah dijelaskan dalam paparan di atas.

Adapun dari aspek produknya, memang ada yang halal dan haram. Meski
demikian, jika produk yang halal tersebut diperoleh dengan cara yang tidak
syar’i, maka akadnya batil dan kepemilikannya juga tidak sah. Sebab,
kepemilikan itu merupakan izin yang diberikan oleh pembuat syariat (idzn
asy-syari’) untuk memanfaatkan zat atau jasa tertentu. Izin syara’ dalam
kasus ini diperoleh, jika akad tersebut dilakukan secara syar’i, baik dari
aspek muamalahnya, maupun barangnya.

Dengan melihat analisis di atas maka sekalipun produk yang
diperjual-belikan adalah halal, akan tetapi akad yang terjadi dalam bisnis
MLM adalah akad yang melanggar ketentuan syara’ baik dari sisi shafqatayn
fi shafqah (dua akad dalam satu transaksi) atau samsarah ‘ala samsarah
(pemakelaran atas pemakelaran); pada kondisi lain tidak memenuhi ketentuan
akad karena yang ada adalah akad terhadap jaminan mendapat diskon dan
bonus (point) dari pembelian langsung; maka MLM yang demikian hukumnya
adalah haram.

Namun, jika ada MLM yang produknya halal, dan dijalankan sesuai dengan
syariat Islam; tidak melanggar shafqatayn fi shafqah (dua akad dalam satu
transaksi) atau samsarah ‘ala samsarah (pemakelaran atas pemakelaran).
Serta ketentuan hukum syara’ yang lain, maka tentu diperbolehkan.
Masalahnya adakah MLM yang demikian?!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
*) Drs. Hafidz Abdurrahman, MA , menyelesaikan S-1 di IKIP Malang jurusan
bahasa Asing-Arab, menyelesaikan S-2 di University of Malaya, Malaysia,
program studi Islamic Studies.

assyajaah

MLM dalam literatur Fiqh Islam masuk dalam pembahasan Fiqh Muamalah atau
bab Buyu' (Perdagangan). MLM adalah menjual/memasarkan langsung suatu
produk baik berupa barang atau jasa kepada konsumen. Sehingga biaya
distribusi barang sangat minim atau sampai ketitik nol. MLM juga
menghilangkan biaya promosi karena distribusi dan promosi ditangani
langsung oleh distributor dengan sistem berjenjang(pelevelan).

Dalam MLM ada unsur jasa, artinya seorang distributor menjualkan barang
yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah dari prosentasi harga barang
dan jika dapat menjual sesuai target dia mendapat bonus yang ditetapkan
perusahaan. Dalam MLM banyak sekali macamnya dan setiap perusahaan
memiliki spesifikasi tersendiri. Oleh karena itu kami akan memberi jawaban
yang bersifat batasan-batasan umum sebagai panduan bagi umat Islam yang
akan terlibat dalam bidang MLM.

Allah SWT berfirman:

Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba"(QS Al Baqarah 275).

Tolong menolonglah atas kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong atas
dosa dan permusuhan" (QS Al Maidah 2). Rasulullah SAW bersabda:
Perdagangan itu atas dasar sama-sama ridha".(HR al-Baihaqi dan Ibnu
Majah).

Umat Islam terikat dengan persyaratan mereka"(HR Ahmad, Abu Dawud dan
al-Hakim

Diantara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis MLM
antara lain adalah :

Masalah Transparansi
Transparansi penentuan biaya untuk menjadi anggota dan alokasinya harus
dapat dipertanggungjawabkan. Penetapan biaya pendaftaran anggota yang
tinggi tanpa memperoleh kompensasi yang diperoleh anggota baru sesuai atau
yang mendekati biaya tersebut adalah celah dimana perusahaan MLM mengambil
sesuatu tanpa hak.

Transparansi termasuk dalam masalah peningkatan anggota pada setiap
jenjang (level) dan kesempatan untuk berhasil pada setiap orang. Juga
peningkatan posisi bagi setiap orang dalam profesi memang terdapat
disetiap usaha. Sehingga peningkatan level dalam sistem MLM adalah suatu
hal yang dibolehkan selagi dilakukan secara transparan, tidak menzhalimi
fihak yang ada di bawah, setingkat maupun di atas.

Hak dan kesempatan yang diperoleh sesuai dengan prestasi kerja anggota.
Seorang anggota atau distributor biasanya mendapatkan untung dari
penjualan yang dilakukan dirinya dan dilakukan down line-nya. Perolehan
untung dari penjualan langsung yang dilakukan dirinya adalah sesuatu yang
biasa dalam jual beli, adapun perolehan prosentase keuntungan diperolehnya
disebabkan usaha down line-nya adalah sesuatu yang dibolehkan sesuai
perjanjian yang disepakati bersama dan tidak terjadi kedholiman.

Bukan Money Game
MLM adalah sarana untuk menjual produk (barang atau jasa), bukan sarana
untuk mendapatkan uang tanpa ada produk atau produk hanya kamuflase.
Sehingga yang terjadi adalah Money Game atau arisan berantai yang sama
dengan judi.

Produk yang ditawarkan jelas kehalalannya
Produk yang ditawarkan jelas kehalalannya, karena anggota bukan hanya
konsumen barang tersebut tetapi juga memasarkan kepada yang lainnya.
Sehingga dia harus tahu status barang tersebut dan bertanggung-jawab
kepada konsumen lainnya.

Legalisasi Syariah
Alangkah baiknya bila seorang muslim menjalankan MLM yang sudah ada
legalisasi syariahnya. Yaitu perusahaan MLM yang tidak sekedar
mencantumkan label dewan syariah, melainkan yang fungsi dewan syariahnya
itu benar-benar berjalan. Sehingga syariah bukan berhenti pada label tanpa
arti. Artinya, kalau kita datangi kantornya, maka ustaz yang mengerti
masalah syariahnya itu ada dan siap menjelaskan letak halal dan haramnya.


Bukan Milik Musuh Islam
Seorang muslim sebaiknya menghindari diri dari menjalankan perusahaan non
Islam, apalagi milik yahudi, yang keuntungannya justru digunakan untuk
MEMBUNUH saudara kita di belahan bumi lainnya. Meski pun pada dasarnya
kita boleh bermumalah dengan non muslim, selama mereka mau bekerjasama
yang menguntungkan dan juga tidak memerangi umat Islam. Tetapi memasarkan
produk yahudi di masa ini sama saja dengan berinfaq kepada musuh kita
untuk membeli peluru yang merobek jantung umat Islam.


Menjaga Diri Dari Berdusta
Hal yang paling rawan dalam pemasaran gaya MLM ini adalah dinding yang
teramat tipis dengan dusta dan kebohongan. Biasanya, orang-orang yang
diprospek itu dijejali dengan beragam mimpi untuk jadi milyuner dalam
waktu singkat, atau bisa punya rumah real estate, mobil built-up mahal,
apartemen mewah, kapal pesiar dan ribuan mimpi lainnya.

Dengan rumus hitung-hitungan yang dibuat seperti masuk akal, akhirnya
banyak yang terbuai dan meninggalkan profesi sejatinya atau yang kita
kenal dengan istilah 'pensiun dini'. Apalagi bila objeknya itu orang
miskin yang hidupnya senin kamis, maka semakin menjadilah mimpi di siang
bolong itu, persis dengan mimpi menjadi tokoh-tokoh dalam dunia sinetron
TV yang tidak pernah menjadi kenyataan.

Dan simbol-simbol kekayaan seperti memakai jas dan dasi, pertemuan di
gedung mewah atau kemana-mana naik mobil seringkali menjadi jurus
pemasaran. Dan sebagai upaya pencitraan diri bahwa seorang distributor itu
sudah makmur sering terasa dipaksakan. Bahkan istilah yang digunakan pun
bukan sales, tetapi manager atau general manager atau istilah-istilah
keren lain yang punya citra bahwa dirinya adalah orang penting di dalam
perusahaan mewah kelas international. Padahal ujung-ujungnya hanya jualan
obat. Kami tidak mengatakan bahwa trik ini haram, tetapi cenderung terasa
mengawang-awang yang bila masyarakat awam kurang luas wawasannya, bisa
tertipu.

Tidak Ngawur Dalam Menggunakan Dalil
Yang harus diperhatikan pula adalah penggunaan dalil yang tidak pada
tempatnya untuk melegalkan MLM. Seperti sering kita dengar banyak orang
yang membuat keterangan 'palsu' bahwa Rasulullah SAW itu profesinya adalah
pedagang atau menjual sesuatu. Ini jelas eksploitasi sirah Rasulullah SAW
yang perlu diluruskan.

Yang benar adalah bahwa sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40,
Muhammad itu memang pernah berdagang dan ketika masih kecil memang pernah
diajak berdagang. Namun setelah menjadi nabi, beliau tidak lagi menjadi
pedagang. Ma'isyah beliau adalah dari harta rampasan perang / ghanimah,
bukan dari hasil jualan atau menawarkan barang dagangan, juga bukan dengan
sistem MLM.

Lagi pula kalaulah sebelum jadi nabi beliau pernah berdagang, jelas-jelas
sistemnya bukan MLM. Dan Khadidjah ra itulah Up-linenya beliau sebagaimana
Maisarah juga bukan downline-nya. Terkait dengan itu, ada juga yang
berdalih bahwa sistem MLM merupakan sunnah nabi. Mereka mengaikannya
dengan dakwah berantai / berjenjang yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di
masa itu.

Padahal apa yang dilakukan beliau itu tidak bisa dijadikan dalil bahwa
sistem penjualan berjenjang itu adalah sunnah Rasulullah SAW. Sebab ketika
melakukan dakwah berjenjang itu, Rasulullah SAW tidak sedang berdagang
dengan memberikan barang /jasa dan mendapatkan imbalan materi. Jadi tidak
ada transaksi muamalat perdangan dalam dakwah berjenjang beliau. Kalau pun
ada reward, maka itu adalah pahala dari Allah SWT yang punya pahala tak
ada habisnya, bukan berbentuk uang pembelian.


Tetap Menjaga Keseimbangan Produktifitas Ummat
Juga perlu diperhatikan bahwa bila semua orang akan dimasukkan ke dalam
jaringan MLM yang pada hakikatnya menjadi sales menjualkan produk sebuah
industri, maka akan matilah jiwa kreatifitas dan produktifitas ummat.
Sebab di belakang sistem MLM itu sebenarnya adalah industri yang
mengeluarkan produk secara massal.

Padahal umat ini butuh orang-orang yang mampu berkreasi, mencipta,
melakukan aktifitas seni, menemukan hal-hal baru, mendidik, memberikan
pelayanan kepada ummat dan pekerjaan pekerjaan mulia lainnya. Kalau semua
potensi umat ini tersedot ke dalam bisnis pemasaran, maka matilah
kreatifitas umat dan mereka hanya sibuk di satu bidang saja yaitu :
BERJUALAN produk sebuah industri.

Etika Penawaran
Salah satu hal yang paling ‘mengganggu’ dari sistem pemasaran langsung
adalah metode pendekatan penawarannya itu sendiri. Karena memang disitulah
ujung tombak dari sistem penjualan langsung dan sekaligus juga disitulah
titik yang menimbulkan masalah.

Biasanya para distibutor selalu dipompakan semangat untuk mencari calon
pembeli. Istilah yang sering digunakan adalah prospek. Sering hal itu
dilakukan dengan tidak pandang bulu dan suasana. Kejadiannya adalah
seorang teman lama yang sudah sekian tahun tidak pernah berjumpa,
tiba-tiba menghubungi dan berusaha mengakrabi sambil memubuka pembicaraan
masa lalu yang sedemikian mesra. Kemudian melangkah kepada janji bertemu.
Tapi begitu sudah bertemu, ujung-ujungnya menawarkan suatu produk yang
pada dasarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Hanya saja karena kawan lama, tidak enak juga bila tidak membeli. Karena
si teman ini menghujaninya dengan sekian banyak argumen mulai dari
kualitas produk yang terkadang sangat fantastis, termasuk peluang
berbisnis di MLM tersebut yang intinya mau tidak mau harus beli dan jadi
anggota.

Apalagi dengan adanya iming-iming bonus yang terkesan wah, yaitu bila
seorang mampu menjaring downline sekian banyak, maka akan dapat mobil
mewah, liburan ke eropa, kapal pesiar dan seterusnya. Bahkan ada yang
mengiming-imingi untuk berhenti bekerja dan pensiun dini, lalu cukup jadi
sales produk MLM itu bisa dapat penghasilan puluhan juta sebulan. Wah,
yang ini lumayan provokatif. Tapi apakah memang para calon distributor itu
sudah paham betul sistem permainannya agar mendapat hadiah fantastis itu
?Pada saat mewarkan dengan sejuta argumen inilah seorang distributor bisa
bermasalah.

http://www.syariahonline.com/search2.php

baca selengkapnya......

artikel islami

'Ayah, bolehkah berpacaran?'

Barangsiapa mengerjakan amal saleh, itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan al-Jaatsiyah : 1

ABSTRACT:
Mungkin ada diantara kita selaku orangtua yang tidak mampu bersikap tegas dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan psikoseksual remaja. Kita 'malu' menyampaikan kebenaran, padahal itu adalah kewajiban kita untuk menyampaikannya dan hak mereka untuk mengetahuinya. 'Ayah, bolehkah berpacaran?'




mungkin salah satu pertanyaan yang lambat laun akan menyergap kita. Salah satu jawaban yang cerdas, memuaskan dan tepat, mungkin dapat kita simak dari artikel di bawah ini.

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk memberikan yang terbaik kepada putra-putri kita, yaitu pendidikan yang baik dan adab yang mulia.
------------------------------------------------------------------

Seorang ayah, bila ia mempunyai putra yang beranjak remaja, lambat atau cepat ia akan disergap oleh pertanyaan seperti ini: 'Ayah, bolehkah berpacaran?' Pengertian 'berpacaran' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bercintaan, berkasih-kasihan.

Sebagai Ayah yang baik, kita sudah seharusnya sejak jauh hari berusaha menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tak terduga seperti itu. Namun seringkali kita tidak siap dengan jawaban ketika pertanyaan tadi terlontar dari mulut anak kita. Seorang ayah mempunyai posisi strategis. AYAH TIDAK SAJA MENJADI PEMIMPIN BAGI KELUARGANYA, SEORANG AYAH JUGA SEHARUSNYA BISA MENJADI TEMAN BAGI ANAK-ANAKNYA, MENJADI NARASUMBER DAN GURU BAGI ANAK-ANAKNYA.

'Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yang lebih baik dari pada (pendidikan) yang baik dan adab yang mulia.' (HR At-Tirmidzy)

'Barangsiapa yang mengabaikan pendidikan anak, maka ia telah berbuat jahat secara terang-terangan ...'�Ibnu Qayyim.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertangungjawaban terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (HR Muslim).

Ada sebuah contoh yang datangnya dari keluarga Pak Syamsi. Ketika Iwan anak remajanya bertanya soal berpacaran, Pak Syamsi yang memang sudah sejak lama mempersiapkan diri, dengan santai memberikan jawaban seperti ini: 'Boleh nak, sejauh berpacaran yang dimaksud adalah sebagaimana yang terjadi antara Ayah dan Bunda' Pak Syamsi menjelaskan kepada Iwan, bahwa berpacaran adalah menjalin tali kasih, menjalin kasih sayang, dengan lawan jenis, untuk saling kenal-mengenal, untuk sama-sama memahami kebesaran Allah di balik tumbuhnya rasa kasih dan sayang itu. Oleh karena itu, berpacaran adalah ibadah. Dan SEBAGAI IBADAH, BERPACARAN HARUSLAH DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN ALLAH, YAITU DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN.

Di dalam sebuah Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya.' 'Di luar ketentuan tadi, maka yang sesungguhnya terjadi adalah perbuatan mendekati zina, suatu perbuatan keji dan terkutuk yang diharamkan ajaran Islam (Qs. 17:32).

Allah SWT telah mengharamkan zina dan hal-hal yang bertendensi ke arah itu, termasuk berupa kata-kata (yang merangsang), berupa perbuatan-perbuatan tertentu (seperti membelai dan sebagainya).' Demikian penjelasan Pak Syamsi kepada Iwan anak remajanya.

"DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, ANANDA BISA BERPACARAN DENGAN BEBAS DAN TENANG, BISA SALING MEMEMBELAI DAN MENGASIHI, BAHKAN LEBIH JAUH DARI ITU, YANG SEMULA HARAM MENJADI HALAL SETELAH MENIKAH, YANG SEMULA DIHARAMKAN TIBA-TIBA MENJADI HAK BAGI SUAMI ATAU ISTRI YANG APABILA DITUNAIKAN DENGAN IKHLAS KEPADA ALLAH AKAN MENDATANGKAN PAHALA." Demikian penjelasan pak Syamsi kepada Iwan.

"Namun jangan lupa," sambung pak Syamsi, "ISLAM MENGAJARKAN DUA HAL YAITU MEMENUHI HAK DAN KEWAJIBAN SECARA SEIMBANG. DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, KITA TIDAK SAJA BISA MENDAPATKAN HAK-HAK KITA SEBAGAI SUAMI ATAU ISTERI, NAMUN JUGA DITUNTUT UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN, MENAFKAHI DENGAN LAYAK, MEMBERI TEMPAT BERNAUNG YANG LAYAK, DAN YANG TERPENTING ADALAH MEMBERI PENDIDIKAN YANG LAYAK BAGI ANAK-ANAK KELAK ..."


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang yang membina anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha' ... (HR At-Tirmidzy).

"Nah, apabila ananda sudah merasa mampu memenuhi kedua hal tadi, yaitu hak dan kewajiban yang seimbang, maka segeralah susun sebuah rencana berpacaran yang baik di dalam sebuah lembaga perkawinan yang dicontohkan Rasulullah..." Demikian imbuh pak Syamsi.

Seringkali kita sebagai orangtua tidak mampu bersikap tegas di dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang sangat berhubungan dengan perkembangan psikoseksual remaja. Seringkali kita 'malu' menyampaikan kebenaran yang merupakan kewajiban kita untuk menyampaikannya, sekaligus merupakan hak anak untuk mengetahuinya. Sebagai anak, seorang Iwan memang harus mempunyai tempat yang cukup layak untuk menumpahkan aneka pertanyaannya. Sebagai lelaki muda, yang ia butuhkan adalah sosok ayah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan cerdas, memuaskan, dan tepat. Seorang ayah yang mampu menjawab pertanyaan bukan dengan marah-marah. Berapa banyak remaja seperti Iwan diantara kita yang tidak punya tempat bertanya yang cukup layak?

Bagi seorang Iwan, sebagaimana dia melihat kenyataan yang terjadi di depan matanya, berpacaran adalah memadu kasih diantara dua jenis kelamin yang berbeda, sebuah ajang penjajagan, saling kenal diantara dua jenis kelamin berbeda, antara remaja putra dengan remaja putri, yang belum tentu bermuara ke dalam lembaga perkawinan. Hampir tak ada seorang pun remaja seperti Iwan yang mau menyadari, bahwa perilaku seperti itu adalah upaya-upaya mendekati zina, bahkan zina itu sendiri!

Celakanya, hanya sedikit saja diantara orangtua yang mau bersikap tegas terhadap perilaku seperti ini. Bahkan, seringkali sebagian dari orangtua kita justru merasa malu jika anaknya yang sudah menginjak usia remaja belum juga punya pacar. Sebaliknya, begitu banyak orangtua yang merasa bangga jika mengetahui anaknya sudah punya pacar. 'Berapa banyak kejahatan yang telah kita buat secara terang-terangan ...?'

Di sebuah stasiun televisi swasta, ada program yang dirancang untuk mempertemukan dua remaja berlawanan jenis untuk kelak menjadi pacar. Di stasiun teve lainnya ada sebuah program berpacaran (dalam artian perbuatan mendekati zina) yang justru diasosiasikan dengan heroisme, antara lain dengan menyebut para pelakunya (para pemburu pacar) sebagai "pejuang." Dan bahkan para "pejuang" ini mendapat hadiah berupa uang tunai yang menggiurkan anak-anak remaja. Perilaku para "pejuang" ini disaksikan oleh banyak remaja, sehingga menjadi contoh bagi mereka.

Makna pejuang telah bergeser jauh dari tempatnya semula. Seseorang yang melakukan perbuatan mendekati zina disebut "pejuang." Hampir tidak pernah kita mendengar ada seorang pelajar yang berprestasi disebut pejuang. Jarang kita dengar seorang atlet berprestasi disebut pejuang.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Abu Aufa



--------------------------
Original Title: Ayah, Bolehkah Berpacaran?
Author: Tontowy Djauhari Hamzah (hamzahtd@indo.net.id)
Sumber: Alhikmahdotcom

Utsman bin Affan r.a. berkata, "Barang siapa hidupnya dalam keseimbangan dunia dan akhirat, dia disenangi Allah; barangsiapa meninggalkan perbuatan dosa, dia disenangi oleh para malaikat; dan barang siapa meninggalkan keserakahan terhadap kaum muslimin, dia dicintai mereka."

Di Persimpangan Jalan Jakarta dan Fukuoka
Penulis: Abu Aufa


Mentari baru saja menyapa, namun panasnya mulai menyengat. Di jalanan, pekik dan bising kendaraan roda dua hingga empat, campur aduk bersahut-sahutan. Semua orang berteriak dengan klakson, meraung dengan suara mesin, dan memaki dengan semprotan knalpot kendaraan.

Selamat siang Jakarta!

Kota yang setiap saat menyuguhkan hidangan udara bertuba yang menyesakkan dada. Panas membuat gerah, layaknya pergulatan hidup di kota metropolitan. Atau seperti panasnya persaingan politikus yang saling sikut-sikutan, berebut untuk menjilat kekuasaan.

Hari ini, Jakarta memang panas sekali. Namun bagiku itu sama sekali tak berarti. Udara sejuk dari air conditioner di dalam mobil membuatku terasa nyaman. Dihibur dengan lagu-lagu Bimbo, semakin membuat nikmat perjalanan. Terdengar suara khas penyanyinya bersenandung tentang nasehat dari RasuluLlah Sallallaahu Alayhi Wasallam,

Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim
Rasul menyuruh kita mengasihi orang miskin
Dunia penuh dengan orang yang malang
Dunia penuh dengan orang yang malang

Mari dengan rata
Kita bagi cahaya matahari Mari dengan rata
Kita bagi cahaya bulan

Sesekali aku pun bergumam menirukan, sementara mata tetap awas menatap jalanan.

Tampak begitu banyak orang berdesakan di dalam bis kota, dan rakyat kecil yang berdiri di pinggir jalan sambil menanti angkutan. Peluh bercucuran di sekujur tubuh, membasahi baju-bajunya. Bibirku lalu tersungging sebuah senyuman, alhamduliLlah, aku lebih beruntung dari mereka.

Di sebuah persimpangan jalan, tak ayal beberapa kali traffic light menahan laju kendaraan. Udara luar yang terlihat semakin bergolak, membuat banyak orang marah dan kehilangan kesabaran. Suasana jalan yang semakin hiruk-pikuk tak urung membuatku terganggu, sehingga membesarkan volume lagu yang didengar.

Dari balik jendela mobil, kulihat polisi pun sibuk mengatur lalu lintas kendaraan dengan peluit dan mengayun-ayunkan tangan. Namun sekilas kemudian bola mata beralih pandangan.

Di kolong jembatan beton dan besar itu terlihat banyak sekat-sekat yang terbuat dari kardus dan triplek bekas. Seadanya, hanya sekedar membatasi wilayah kekuasaan. Beberapa pakaian, kutang dan kolor juga tampak berkibar-kibar pada beberapa utas tali rapia. Terlihat pula bocah-bocah kecil bermain-main dengan bertelanjang dada, sehingga tulang rusuknya jelas terlihat. Mereka lusuh dan dekil. Berulang kali, sisa ingus yang meleleh diseka dengan punggung tangan atau ujung lidah.

Ah, aku jijik melihatnya.

Cepat kualihkan pandangan, namun mata tertumbuk pada pemandangan yang tak kalah menjijikkan. Seorang laki-laki tua kudisan menuntun wanita setengah baya yang mengenakan kebaya usang dan penuh tambalan, seraya tangannya menggendong seorang bayi dengan sebuah kain selendang. Mereka pasti pemalas, pikirku. Mungkin juga bayi itu adalah bayi sewaan. Berdusta, agar mereka mendapat belas kasihan pengguna jalan.

Di sisi trotoar lainnya, seorang pemuda berambut gimbal dengan tubuh telanjang terkekeh-kekeh sendirian. Kumis dan jenggotnya jarang-jarang. Kadang ia berteriak, menangis atau tertawa sambil mengibas-ngibaskan gembolan. Terlihat pengguna jalan menghindar, namun beberapa pengemis acuh tak acuh melihatnya. Mungkin pemandangan biasa bagi mereka.

Pengemis itu ada yang cacat sambil duduk di pinggir trotoar. Menengadahkan tangan seraya meminta-minta. Kedua kakinya sudah tak ada, tampak dari perban yang melilit sebatas paha. Tubuh dan pakaiannya pun terlihat kotor. Giginya hitam serta bekas borok, panu dan kurap terlihat di bagian tubuhnya yang terbuka.

Seorang pengemis yang lain kulihat terbaring di atas tikar, berbantal buntalan bulukan. Air liur tak henti-henti menetes dari tepi mulutnya. Tubuhnya kurus, tinggal tulang. Mirip tengkorak hidup. Sementara kaki sebelah kanan menyilang di paha sebelahnya, sambil jari-jari kaki itu menjepit kecrekan yang terbuat dari tutup botol bekas. Lalat-lalat berseliweran, mengerubungi koreng-koreng bernanah dan bekas kotoran manusia di sekitarnya.

Hoek...!!!
Hampir saja aku akan muntah. Tapi untunglah masih dapat kutahan hingga tak mengotori t-shirt Calvin Klein yang dikenakan.

Uups...!!!
Klakson mobil di belakang membuatku tersentak, lalu menjauh dari pemandangan yang benar-benar membuatku mual. Dari balik kacamata hitam Versace, tak kupedulikan kilasan tatapan mata mereka.

Apa peduliku? Kenal saja tidak, saudara juga bukan.

Cuih...!!!
Dasar mereka saja pemalas. Hanya tahu meminta-minta.

Lagu-lagu bernuansa Islam terus mengalun selama perjalanan. Selesai sebuah lagu, langsung disambung dengan lagu-lagu lainnya. Begitu sejuk terdengar.

Mobil akhirnya berhenti di sebuah pelataran parkir mall termegah. Ada banyak barang yang harus kubeli sebagai oleh-oleh saat nanti pulang ke Negeri Sakura. Lalu sibuk shopping hingga kedua tangan rasanya tak cukup untuk menenteng beberapa plastik berukuran besar. Akhirnya, dua buah trolley terpaksa digunakan.

Fuiiih...
Hari yang panas dan melelahkan. Namun sungguh menyenangkan melihat mobil yang penuh timbunan bumbu-bumbu, makanan instant, souvenir untuk profesor dan teman-teman serta barang-barang kebutuhan lainnya. Puas, terpancar dari wajah.

Kembali lagu-lagu bernuansa Islam menemani sepanjang perjalanan pulang. Kini terdengar nasyid dari Snada, mengalun lirih, mengajakku kembali bergumam menirukan,

Ketika malam datang mencekam
Kulihat si Alif kecil yang malang
Duduk tengadah ke langit yang kelam
Meratapi nasib diri

Kilat menyambar hujanpun turun
Semakin basah hatinya yang resah
Kapankah semua ini kan berakhir
Di jalanan penuh duri

*****

Sholat subuh baru saja kutunaikan, lalu pandangan lepas dari balik jendela. Semburat jingga cahaya mentari meretas dari awan putih yang bergumpal-gumpal begitu indah. SubhanaLlah, bagaikan kasur yang terbuat dari tenunan kapas. Seolah-olah mengajakku berbaring dan terbuai di atasnya. Sekejap aku merenungkan ciptaan-Nya.

Tak berapa lama, terdengar pemberitahuan bahwa pesawat akan segera mendarat di Fukuoka International Airport. Sejurus kemudian, aku telah berada di mobil seorang teman. Walaupun sekarang di Jepang sudah menjelang akhir musim panas, namun dengan air conditioner tentu akan membuat lebih nyaman perjalanan. Udara pun sejuk dan melenakan.

Selamat siang Fukuoka!

Sepanjang perjalanan, tak ada kemacetan. Semuanya berjalan teratur mengikuti peraturan. Di setiap persimpangan, trotoar bersih dari gelandangan. Lalu pikiranku seketika menerawang, membelah angkasa dan samudera. Kembali bersua dengan suasana di tanah air tercinta.

Pertanyaan demi pertanyaan beruntun menyentak, mengapa banyak sekali laki-laki dan wanita tua bahkan anak-anak kecil yang menjadi pengemis liar? Mengapa pula pemerintah seolah-olah membiarkan mereka begitu saja? Bukankah itu tugas mereka? Atau, para gelandangan itu yang pemalas? Bla... bla... bla...

Tak habis-habis aku merutuk. Hidup mereka hanya bagaikan sampah, dan membuatku malu sebagai orang Indonesia.

Namun, rentetan pertanyaan hanya sebentar menggantung di benak, lalu hilang tak berbekas. Perjalananan yang menyenangkan dan suasana nyaman ini lebih menarik perhatian daripada memikirkannya. Biarlah, bukankah nanti juga ada orang-orang yang akan memikirkan nasib mereka.

*****

Tanpa terasa telah tiba di rumah, dan sibuk mengemaskan barang-barang yang begitu banyak jumlahnya. Rumah di Jepang yang sudah sempit, semakin terasa sesak. Kulkas telah penuh, lemari apa lagi. Nyaris tak tersisa celah-celah untuk menyimpan makanan serta oleh-oleh yang beraneka ragam jenisnya.

Lelah, tapi sungguh menyenangkan. Hampir semua jenis kue, makanan-makanan instant telah siap untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Hati puas karena membayangkan sebulan mendatang, saat sahur dan berbuka puasa, akan menikmati hidangan lezat serta tentu saja halal untuk dimakan.

Lalu segera ke kamar mandi, karena lelehan keringat ini sungguh membuat gerah.

Aah... Enaknya istirahat setelah mandi. Sambil makan cemilan, duduk santai di depan komputer untuk membaca beberapa berita online.

Mata tertumbuk pada sebuah berita, hasil wawancara sebuah media dengan seorang ustadzah tentang pola pemurtadan.

..... Ya, macam-macam. Tengok sendiri di jalan Pramuka (Jakarta Pusat) di lampu merah sana, kurang lebih satu bulan sebelum Ramadhan sudah ada orang yang menjual salib dan gambar Yesus tapi pakai baju koko. Ketika ditanya, "Agamamu apa?" Dia bilang, "Islam." Lho, kenapa jual seperti ini. Mereka bilang daripada tidak makan, daripada mencuri?

Ternyata apa yang terjadi, setelah dikorek, mereka bilang, dagangan laku atau tidak, oleh gereja mereka digaji perhari Rp 25.000. Lihat pula pengamen, apa yang mereka nyanyikan.

Di Priok ada gereja yang setiap malam menjaring gelandangan. Jadi gelandangan itu diajak masuk gereja. Sampai timbul calo, calo gelandangan. Karena dari satu orang gelandangan, calonya dapat Rp 30.000.

Belum lagi...

Aku tersedak. Tak dapat kutuntaskan bacaan, dan tergamam seketika itu juga.

AstaghfiruLlah...

WaLlahua'lam bi shawab.

*MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA* Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,

Abu Aufa

Catatan: Fukuoka: sebuah kota yang terletak di Pulau Kyushu, Jepang

Kekayaan akan menguburkan engkau jika engkau menjunjungnya di kepalamu dan melekatkannya di hatimu.

Kehidupan Yang Berarti



Berapa umur anda saat ini?
25 tahun, 35 tahun, 45 tahun atau bahkan 60 tahun...
Berapa lama anda telah melalui kehidupan anda?
Berapa lama lagi sisa waktu anda untuk menjalani kehidupan?
Tidak ada seorang pun yang tahu kapan kita mengakhiri hidup ini.

Matahari terbit dan kokok ayam menandakan pagi telah tiba. Waktu untuk kita
bersiap melakukan aktivitas, sebagai karyawan, sebagai pelajar, sebagai
seorang profesional, dll.
Kita memulai hari yang baru. Macetnya jalan membuat kita semakin tegang
menjalani hidup. Terlambat sampai di kantor, itu hal biasa. Pekerjaan
menumpuk, tugas dari boss yang membuat kepala pusing, sikap anak buah yang
tidak memuaskan, dan banyak
problematika pekerjaan harus kita hadapi di kantor.
Tak terasa, siang menjemput..."Waktunya istirahat..makan-makan.." Perut
lapar, membuat manusia sulit berpikir. Otak serasa buntu. Pekerjaan menjadi
semakin berat untuk
diselesaikan. Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Panas betul hari
ini...
Akhirnya jam istirahat selesai, waktunya kembali bekerja...Perut kenyang,
bisa jadi kita bukannya semangat bekerja malah ngantuk. Aduh tapi pekerjaan
kok masih banyak yang belum selesai. Mulai lagi kita kerja, kerja dan terus
bekerja sampai akhirnya terlihat di sebelah barat...

Matahari telah tersenyum seraya mengucapkan selamat berpisah. Gelap mulai
menjemput. Lelah sekali hari ini. Sekarang jalanan macet. Kapan saya sampai
di rumah. Badan pegal sekali, dan badan rasanya lengket.
Nikmat nya air hangat saat mandi nanti. Segar segar...
Ada yang memacu kendaraan dengan cepat supaya sampai di rumah segera, dan
ada yang berlarian mengejar bis kota bergegas ingin sampai di rumah.
Dinamis sekali kehidupan ini.
Waktunya makan malam tiba. Sang istri atau mungkin Ibu kita telah menyiapkan

makanan kesukaan kita. "Ohh..ada sop ayam"
. "Wah soto daging buatan ibu memang enak sekali".
Suami memuji masakan istrinya, atau anak memuji masakan Ibunya. Itu juga kan

yang sering kita lakukan.

..Selesai makan, bersantai sambil nonton TV. Tak terasa heningnya malam
telah tiba. Lelah menjalankan aktivitas hari ini, membuat kita tidur dengan
lelap. Terlelap sampai akhirnya pagi kembali menjemput dan mulailah hari
yang baru lagi.
Kehidupan..ya seperti itu lah kehidupan di mata sebagian besar orang.
Bangun, mandi, bekerja, makan, dan tidur adalah kehidupan.
Jika pandangan kita tentang arti kehidupan sebatas itu, mungkin kita tidak
ada bedanya dengan hewan yang puas dengan bisa bernapas, makan, minum,
melakukan kegiatan rutin, tidur. Siang atau malam adalah sama.
Hanya rutinitas...sampai akhirnya maut menjemput.

Memang itu adalah kehidupan tetapi bukan kehidupan dalam arti yang luas.
Sebagai manusia jelas kita memiliki perbedaan dalam menjalankan kehidupan.
Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk
orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang
yang kita sayangi.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua
kita, saudara, serta mengasihi sesama kita.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang
arti kehidupan.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita selalu mengucap syukur kepada Yang
Maha Kuasa ..
Kehidupan adalah ... dll.

Begitu banyak Kehidupan yang bisa kita jalani.
Berapa tahun anda telah melalui kehidupan anda ?
Berapa tahun anda telah menjalani kehidupan rutinitas anda ?
Akankah sisa waktu anda sebelum ajal menjemput hanya anda korbankan untuk
sebuah rutinitas belaka ?

Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, mungkin 5 tahun lagi, mungkin 1
tahun lagi, mungkin sebulan lagi, mungkin besok, atau mungkin 1 menit lagi.
Hanya Tuhanlah yang tahu...
Pandanglah di sekeliling kita...ada segelintir orang yang membutuhkan kita.

Mereka menanti kehadiran kita. Mereka menanti dukungan kita. Orang tua,
saudara, pasangan, anak, sahabat dan sesama......
Serta Tuhan yang setia menanti ucapan syukur dari bibir kita.

Bersyukurlah padaNYA setiap saat bahwa kita masih dipercayakan untuk
menjalani kehidupan ini. Buatlah hidup ini menjadi suatu ibadah.
Selamat menjalani hidup yang lebih berkualitas.

-----------
hanifa syahida
RINA@TAKAFUL.COM

"kesulitan tidak akan begitu sulit jika kita mengatasinya sedikit demi sedikit. Selain itu semakin cepat kita menyadari hikmah yang kita peroleh dari pengalaman itu, semakin mudah bagi kita untuk menghadapinya" (Andrew Matthews)

Proposal Nikah
KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH..BARAKALLAHU !! (By : 4121X13)


Latar Belakang

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".

Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).

Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga��, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.

Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di� majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.

Dasar Pemikiran

Dari Al Qur��an dan Al Hadits :
�"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
�Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui�� (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu�� (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14.�Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah� (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a.�Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.�Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c.�Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
"Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya��la dan Thabrani).
Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

Tujuan Pernikahan
Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Kesiapan Pribadi
Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ��Man Jadda Wa Jadda�� (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
Termasuk� tathhir (mensucikan diri).
Secara materi, Insya Allah siap. ��Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya��� (Qs. At Thalaq (65) : 7)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari� manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.

Memperbaiki Niat :

Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

Niat Ketika Memilih Pendamping

Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ��Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).

Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..

Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),

Meraih Pernikahan Ruhani

Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS� PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)

Penutup

"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"

====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu� tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
====================================

Maraji / Referensi :
Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.

Orang yang hidup dengan berprinsip yang teguh tidak akan hilang (dilupakan), tidak akan kehilangan dan tidak akan mati ((Arif b)
etaplah Tersenyum
Oleh: Ary Nur Azizah


Bila kondisi hari ini masih seperti kemarin di mana harapan belum menjelma menjadi nyata. Tetaplah tersenyum. Bukan berarti Allah mengabaikan doa-doa kita. Kita tahu, Allah adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa-doa hamba-Nya.

�Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya�� (QS Al mu'min:60).

Tak ada yang dapat meragukan janji-Nya. Doa kepada-Nya ibarat sebuah investasi. Tak akan pernah membuat investornya merugi. Karena penjaminnya adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dzat Yang Maha Welas Asih itu, tak akan pernah ingkar janji. Tidak akan sia-sia munajat yang kita mohonkan pada-Nya, baik di waktu siang apalagi di sepertiga malam. Ketika lebih banyak makhluk-Nya pulas, dalam dekapan dinginnya malam dan hangatnya selimut tebal.

Bila belum ada perubahan berarti tentang rencana-rencana kita, tetaplah tersenyum. Allah lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita. Yakinlah, bahwa:

�Sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, maka janganlah kalian minta untuk disegerakan.� (QS An Nahl:1).

Allah Maha Mengetahui kapan sesuatu pas untuk kita, baik dalam sisi timing maupun momentnya. Allah, Pencipta alam raya ini, adalah sutradara hebat, yang tidak akan membiarkan kita terpuruk dalam keburukan. Selama kita yakin akan kekuasaan-Nya, yakin akan kasih sayang-Nya.

Jika semua serasa mandeg, tak ada kemajuan berarti. Tetaplah juga tersenyum. Allah punya cara sendiri untuk membuat kita senantiasa dekat dengan-Nya. Mungkin, semua ini dibuat-Nya untuk kita agar kita senantiasa hanyut dalam sujud-sujud panjang di penghujung malam. Senantiasa larut dalam tangis penuh harap, dalam buaian doa-doa panjang nan khuyuk.

Semua tak akan tersia-sia begitu saja. Allah, mencatat setiap upaya yang kita lakukan dan doa yang kita panjatkan. Segala sesuatu yang kita perbuat, sekecil apa pun itu, akan menuai balasan di sisi-Nya kelak. Niatkan semuanya hanya untuk meraih ridha-Nya, agar perjuangan hebat ini tak hanya bermakna sementara. InsyaAllah kita akan memetik buahnya kelak, di waktu yang telah Ia tentukan.

Dunia ini fana. Tak ada yang kekal didalamnya. Pun perjuangan ini, pengorbanan ini, juga kesulitan ini. InsyaAllah, suatu hari nanti, harapan akan berbuah kebahagiaan. Akan menjelma menjadi kemudahan. Karena, sekali lagi, Allah telah menjamin:

�Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.� (QS Al Insyirah: 5-6)

�Allah pasti akan memberikan kemenangan atau mengadakan keputusan yang lain dari sisi-Nya.� (QS Al Maidah:52)

Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya. Tetaplah berharap sepenuh hati kepada-Nya. Tetaplah gantungkan asa setinggi apa pun itu, hanya kepada-Nya. Sekali lagi, hanya kepada-Nya.

�Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.� (QS Al A'raf: 56)

��Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.� (QS Yusuf: 87).

Dan, jika akhirnya harapan tidak menjelma seperti yang kita idamkan, tetaplah terus berbaik sangka kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui. Karena,

�Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.� (QS Al Baqarah: 216).

Teruslah berjuang. Demi sebuah azzam yang dipancangkan untuk meraih ridho Ilahi Robbi.

Wallohua'lam bishshowwab.

(Special for my soul mate: Go a head and keep smiling! For good times and bad times I'll be to step behind you forever-more. InsyaAllah�)

'yang disebut bijaksana adalah yang mengingati pengalaman, sebaik-baik pengalaman adalah yang senantiasa menjadi peringatan bagimu.' [wasiat Imam Ali]

Kau Tetap Yang Ter...muah Di Hati
Author: Abu Aufa

"Muah... iiih gemes banget!" atau, "Duuh... buah hatiku, belahan jiwa, cup sayang dulu, muah...!" merah deh tuh pipi. Kadang, yang dicium tersipu malu, hidung kembang kempis, jempol pun mendadak gede. Gak peduli kempot atau jerawat di pipi, apapun yang terjadi, muah...

Idih... ini bukan 'muah-muah'-an yang gak syar'i lho. Muah... bisa aja antara suami dan istri kan? Muah... juga selayaknya sering kita tunjukkan kepada anak sang buah hati, sebagai ungkapan cinta dan sayang, muah...

Namun, waktu tak pernah berhenti berlari mengiringi keriputnya kulit pipi sang istri, dan kempotnya sang suami, muah... pun jarang terlihat dan terdengar. Saat baru menikah, "Bye... bye... Ummi, hati-hati di rumah ya, assalaamu'alaykum, muah...," diiringi senyum lebar dan doa sang istri yang tak lupa ngebalas, muah...

Buah hati lahir, satu, dua, bahkan lebih, kesibukan dan usia pun bertambah, muah... perlahan-lahan senyap, gak tau rimbanya. Atau bisa jadi, muah... hanya untuk pipi mulus si kecil, tidak lagi untuk istri yang pagi-pagi sibuk dengan perlengkapan perang dapurnya sambil belepotan bumbu masakan.

Menjadi tua, bukankah itu penyakit yang kata Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam emang gak ada obatnya? Saat remaja, duhai wajah sungguh cantiknya, kulit bersih, mulus dan licin penuh perawatan segala jenis ramuan serta vitamin, namun masa tua pastilah datang. Juga wajah tampan rupawan hingga menjadi finalis Cover Boy majalah-majalah remaja, bukanlah jaminan akan selalu sedap dipandang.

Jelita, wajah mulus tanpa noda, tubuh langsing dengan berat ideal karena aerobik gak pernah ketinggalan, mungkin seperti ini kriteria Sang Pangeran. Tuan Puteri pun tak ketinggalan mensyaratkan, Sang Pangeran mesti ganteng tampan rupawan, tak tampak lemak di badan, mungkin seperti sosok binaragawan. Salahkah jadi sebuah impian?
Onde mande... banyak nian yang diharapkan.

Cantik... boleh aja, kan sebuah fitrah. Demikian juga harapan agar sang Arjuna laksana binaragawan yang tampan menawan, atau bagai Gatot Kaca si otot kawat tulang besi, hingga sang akhwat ngerasa banget terlindungi. Namun, kriteria fisik itu sangatlah nisbi. Contohnya, ada yang suka dengan akhwat atau ikhwan yang berkulit putih, tapikan juga ada yang bilang kalo, "Hitamlah hitam si tampuk manggis, walaupun hitam kupandang manis," atau "Buah manggis buah durian, hitam manis jadi rebutan." Nah lho...

Cantik fisik bagaimanapun hanyalah sedalam kulit, tampak indah di mata. Saat tua menjelang, lekukan yang tak diharapkan mungkin mengurangi kejelitaan atau ketampanan. Emang... yang terbaik adalah kecantikan akhlak dan budi pekerti, karena tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Kecantikan dalam ini adalah karunia yang tak ternilai harganya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena segala gerak tingkah lakunya selalu memancarkan keindahan akhlak, kebaikan, dan ketulusan yang kalau dipelihara takkan hilang hingga akhir hayat dikandung badan.

Karena itu Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam lebih menekankan agar dalam memilih akhwat yang terpenting adalah agama-Nya, sebab kalau tidak demikian niscaya kamu akan celaka, baru dibarengi harta, keturunan dan kecantikannya (Hadits Shahih Riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175). Dan, ketakwaan ikhwan adalah dasar utama bagi seorang akhwat untuk menentukan pasangan, sebagaimana Ali bin Abi Tholib radhiyallahu'anhu pernah mengatakan, jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya tidaklah ia akan menzaliminya.

Pasangan yang menikah karena cinta yang teramat dalam kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bagaikan sebatang pohon di tanah yang subur, akarnya selalu erat mencengkeram, rimbun daunnya melindungi dari panas dan hujan, serta buahnya akan memberi kenikmatan. Saking dalamnya, muah... sebagai salah satu ungkapan cinta akan selalu menghiasi kehidupan rumah tangga, tanpa peduli keriput Sang Permaisuri atau kempotnya Sang Raja.

Ya akhi wa ukhti fillah...
Ikatlah cinta suci karena akhlak serta budi pekerti, insya Allah akan selalu langgeng hingga akhir waktu nanti walau apapun yang akan terjadi, indah menghiasi diri serta mengurai mesra untaian kata 'Kau Tetap Yang Ter...muah Di Hati.'

*Duhai kekasih hati / Kugubahkan nasyid ini
Sebagai tanda cinta suci / Dalam naungan Ilahi
Hari demi hari / Bersamamu kulewati
Dalam suka dalam duka / Dalam meniti ridho-Nya

Ikrarkan bersama / Untuk tetap dijalan-Nya
Bahtera rumah tangga / Teladankan rasul mulia

Didik putra-putri / Sebagai amanah Ilahi
Bekali akhlak imani / Jadikan mukmin sejati
Insya Allah...
(Notes: Dikutip dari lirik nasyid Dialog Dua Hati-Suara Persaudaraan)

Wallahua'lam bi showab.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Abu Aufa
(Teruntuk Mirya dan Asy Syifa di rumah, serta Aufa di surga, muah...)

baca selengkapnya......
Your Ad Here